Posts

Pertanyaan Kontroversi Seputar Kurban

Jika ada pertanyaan yang diajukan menyangkut ritual ibadah agama mana pun, dan fokusnya mempertanyakan mengapa ritual tersebut harus A dan B, kenapa tidak C, pastinya akan menimbulkan kontroversi. Agama bersifat dogmatis. Ini berarti, ada semacam "batasan" bagi pemeluknya dalam mempertanyakan aturan-aturan yang ada. Bagi yang melaksanakan, tentunya dilandasi oleh faktor kepercayaan (samikna wa attokna). Salah satu contoh pertanyaan kontroversi adalah sebagai berikut: "Mengapa orang islam melakukan ibadah kepada Tuhan dalam bentuk ritual menyembah batu kotak berwarna hitam?". Duar. Selain kontroversi, pertanyaan ini juga bersifat provokasi. Jika yang bertanya orang di luar agama Islam, akan dianggap melakukan penodaan agama. Namun kewajiban kita adalah menjelaskan sebaik mungkin. Sebagaimana saya mendapat penjelasan dari pertanyaan kontroversi berikut, terkait pelaksanaan ibadah kurban. https://twitter.com/Sam_Ardi/status/1674211869148733442 " Bapak yang m

Soal Kata "Konten" dan "Eksplanasi"

Image
Di tahun 2008, saya pernah menyunting buku dengan Bahasa Indonesia berdasarkan ejaan yang baik dan benar (EYD). Nah, ternyata ada beberapa temuan menarik terkait kosa kata Bahasa Indonesia. Di tahun tersebut, kata "konten" (content, Inggris) belum ada di dalam Bahasa Indonesia sehingga penulisannya harus dicetak miring, namun tetap dalam versi kata Bahasa Inggris-nya. Namun, sekarang ini kata tersebut ternyata sudah ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Saya tidak tahu tanggal berapa tepatnya kata tersebut ditambahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Dengan demikian, kata "konten" sendiri sudah menjadi kosa kata Bahasa Indonesia dan diartikan sebagai informasi yang tersedia melalui media atau produk elekstronik. Hal serupa juga terjadi pada kata "eksplanasi", sebagaimana saya pernah tulis di tautan berikut . Kata ini marak digunakan ketika Kurikulum 2013 diterapkan secara nasional di tahun 2013 silam dan terdapat pada materi Bahasa Indonesia. Say

Perubahan Morfologis dan Pemanfaatan Adverbia untuk Kehematan Berbahasa

Assalamualaikum wr wb, salam sejahtera. Apa kabar warganet (netizen), pada kesempatan kali ini kita akan menyentuh materi mengenai morfologi, di mana perubahan kata dapat digunakan untuk berbahasa secara efektif. Bagi Anda yang belum tahu, morfologi bahasa merupakan kajian linguistik yang memperlajari tentang bentuk kata, perubahan kata, dan dampak dari perubahan itu terhadap arti dan kelas kata. Perubahan kata dalam Bahasa Indonesia salah satunya dapat dilakukan melalui reduplikasi (kata ulang) dan afiksasi (pengimbuhan). Proses afiksasi ini juga dapat mengubah kelas kata, dari yang tadinya berupa nomina (kata benda) menjadi kata verba (kerja). Sebagai contoh kata "rokok" yang awalnya berupa kata nomina, berubah menjadi verba ketika diberi prefiks (awalan) "me-" (merokok). Nah, afiksasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk kehematan berbahasa. Untuk lebih jelas, kita dapat melihat contoh kalimat-kalimat berikut. Ikhsan merupakan anak yang paling terkaya di kelas XI Ba

Soal Tulisan di Belakang Truk

Image
Suatu ketika di suatu perjalanan yang cukup panjang ( halah ), saya harus melewati rute di mana banyak truk lalu-lalang. Biasanya di bagian belakang truk, entah itu di pintu bak, bumper (bemper kata tidak bakunya). Dekorasi truk tersebutpun biasanya berbau romansa dan juga hal-hal yang syur dengan bahasa yang vulgar. Berikut ini contohnya. Walau begitu, tidak melulu tema-tema yang diangkat merupakan hal yang vulgar. Ada juga hal-hal lain seputar kehidupan, seperti kegetiran hidup dan juga motto penyemangat diri. Berikut ini contohnya. Namun, baru-baru ini saya melihat tulisan yang cukup menarik. Tulisan itu adalah " KORBAN JUDI SLOT ". Kenapa menurut saya menarik? Hal ini memperlihatkan disrupsi teknologi hampir benar-benar menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Judi ini sudah memanfaatkan smartphone, kuota internet, dan pengetahuan deposit uang. Memang penetrasi iklan judi slot ini terbilang mengerikan. Pop-up muncul dari berbagai aplikasi gratisan yang bisa bisa d

Contoh Klausa Numeralia yang Salah

Image
Bagi Anda yang belum tahu, kata numeralia merupakan kategori kata yang menunjukkan bilangan. Contoh dari kata ini (numeralia) adalah satu, dua, tiga per empat, segros, sewindu, dsb. Ide tulisan ini muncul ketika mengoreksi hasil kerja siswa. Waktu itu saya meminta siswa untuk membuat klausa numeralia. Ini berarti, predikat dalam klausa tersebut harus berupa kata numeralia.  Berikut ini adalah jawaban klausa yang ditulis oleh salah seorang siswa: Kami membeli setengah lusin buku tulis Secara struktur, klausa tersebut merupakan klausa verbal karena predikatnya menggunakan kata verba. Adapun analisisnya sebagai berikut: Kami (S) - membeli (P) - setengah lusin buku tulis (O). Kemudian dengan sedikit melakukan pencarian di Gugel , didapatlah situs yang menjadi " inspirasi " bagi siswa tersebut untuk menjawab soal saya. Di sini terlihat bahwa siswa salah mengasosiasikan klausa numeralia dengan frasa numeralia. Contoh yang diberikan dalam situs tersebut benar jika yang dimaksud

Kata yang Dicetak Miring

Image
Assalamualaikum, salam sejahtera. Suatu hari, ada salah seorang murid yang menghubungi saya dan berkonsultasi mengenai soal yang ia temukan di internet. Setelah saya lihat, soal ini merupakan latihan untuk seleksi ke perguruan tinggi negeri. Materi yang digunakan terkait dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Adapun soal tersebut adalah sebagai berikut. Penulisan kata bercetak miring yang benar terdapat dalam kalimat... Para petani melakukan pertukaran hasil pertanian antar wilayah . Penelitian itu dilengkapi peralatan ultra modern . Indonesia terikat kepada perjanjian multi lateral . Siswa-siswa mempelajari model linear . Mereka menyelidiki sinar infra merah.  Kata yang dicetak miring merupakan kata yang berasal dari bahasa asing dan belum diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Kita bisa buang pilihan 1, 2, dan 3 karena kata tersebut tidak menggunakan bahasa asing. Selain itu, pilihan 1, 2, dan 3 menggunakan bentuk terikat (antar, ultra, multi), di mana penulisan untuk kat

Hahaha

"Bagaimana kalau kita aslinya nggak berjodoh. Bagaimana kalau ternyata kita selama ini cuma sama-sama bertahan aja, karena kita memang sudah menikah." Kalo ingat ini masih suka ketawa sendiri. Saya kira waktu itu dia lagi iseng ngelantur aja. Tapi nggak papa sob, tenang aja. Semua bakalan taik kucing pada waktunya