Perubahan Morfologis dan Pemanfaatan Adverbia untuk Kehematan Berbahasa

Assalamualaikum wr wb, salam sejahtera.

Apa kabar warganet (netizen), pada kesempatan kali ini kita akan menyentuh materi mengenai morfologi, di mana perubahan kata dapat digunakan untuk berbahasa secara efektif. Bagi Anda yang belum tahu, morfologi bahasa merupakan kajian linguistik yang memperlajari tentang bentuk kata, perubahan kata, dan dampak dari perubahan itu terhadap arti dan kelas kata.

Perubahan kata dalam Bahasa Indonesia salah satunya dapat dilakukan melalui reduplikasi (kata ulang) dan afiksasi (pengimbuhan). Proses afiksasi ini juga dapat mengubah kelas kata, dari yang tadinya berupa nomina (kata benda) menjadi kata verba (kerja). Sebagai contoh kata "rokok" yang awalnya berupa kata nomina, berubah menjadi verba ketika diberi prefiks (awalan) "me-" (merokok).

Nah, afiksasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk kehematan berbahasa. Untuk lebih jelas, kita dapat melihat contoh kalimat-kalimat berikut.

  1. Ikhsan merupakan anak yang paling terkaya di kelas XI Bahasa.
  2. Di Pasar Senen, banyak mobil-mobil dijual.

Pada kalimat 1 (satu), prefiks "ter-" pada bentuk "terkaya" sudah membentuk makna "paling". Bentuk ini juga memiliki makna yang sama dengan bentuk "terpintar". Dengan demikian, penggunaan adverbia "paling" untuk kalimat 1 menjadi tidak tepat.

Kalimat yang tepat untuk nomor 1 adalah:

  1. Iksan merupakan anak yang terkaya di kelas XI Bahasa (tanpa adverbia); atau
  2. Iksan merupakan anak yang paling kaya di kelas XI Bahasa (tanpa prefiks)

Pada kalimat 2 (dua), adverbia "banyak" sudah menandakan bentuk jamak. Adapun perubahan morfologis reduplikasi untuk kata "mobil-mobil" juga sudah menandakan bentuk jamak. Agar tepat, kita harus memilih salah satu, apakah menggunakan adverbia atau perubahan morfologis.

Berikut kalimat yang tepat untuk nomor 2:

  1. Di Pasar Senen, banyak mobil dijual.; atau
  2. Di Pasar Senen, mobil-mobil dijual.

Biar lebih jelas, kita bisa melihat contoh kalimat berikut:

  1. Aku dan dia saling berjauhan.
  2. Perilaku Sashi agak kebapak-bapakan.

Pada kata berjauhan dalam kalimat pertama, prefix "ber-" dan sufiks "-an" ketika bertemu dengan kata dasar "jauh" membentuk makna kata "saling". Makna serupa bisa didapat pada kata "berpelukan", yang bisa berarti saling peluk. Ini berarti, penambahan kata saling dalam kalimat pertama menjadi tidak hemat.

Kalimat yang tepat untuk nomor 1 (satu) adalah sbb:

1. Aku dan dia berjauhan.

Untuk kalimat kedua, kombinasi afiks ("ke-" dan "-an") serta reduplikasi (bapak-bapak) digunakan untuk membentuk makna "agak". Makna serupa bisa kita temui pada kata "kemerah-merahan", yang berarti agak kemerahan. Dengan demikian, penambahan kata "agak" dalam kalimat nomor 2 (dua) menjadi kurang tepat.

Kalimat yang tepat untuk nomor 2 (dua) adalah sbb:

2. Perilaku Sashi kebapak-bapakan.

Comments

Popular posts from this blog

Kata yang Dicetak Miring

Contoh Klausa Numeralia yang Salah

Soal Tulisan di Belakang Truk