Pertanyaan Kontroversi Seputar Kurban

Jika ada pertanyaan yang diajukan menyangkut ritual ibadah agama mana pun, dan fokusnya mempertanyakan mengapa ritual tersebut harus A dan B, kenapa tidak C, pastinya akan menimbulkan kontroversi. Agama bersifat dogmatis. Ini berarti, ada semacam "batasan" bagi pemeluknya dalam mempertanyakan aturan-aturan yang ada. Bagi yang melaksanakan, tentunya dilandasi oleh faktor kepercayaan (samikna wa attokna).

Salah satu contoh pertanyaan kontroversi adalah sebagai berikut: "Mengapa orang islam melakukan ibadah kepada Tuhan dalam bentuk ritual menyembah batu kotak berwarna hitam?". Duar. Selain kontroversi, pertanyaan ini juga bersifat provokasi. Jika yang bertanya orang di luar agama Islam, akan dianggap melakukan penodaan agama. Namun kewajiban kita adalah menjelaskan sebaik mungkin.

Sebagaimana saya mendapat penjelasan dari pertanyaan kontroversi berikut, terkait pelaksanaan ibadah kurban.
https://twitter.com/Sam_Ardi/status/1674211869148733442
"Bapak yang mau menyembelih anaknya berbasis mimpi, apa yang bisa diteladani mb?"

Cuitan tersebut tidak menyebut nama Nabi Ibrahim secara eksplisit. Namun jika kita melihat waktu kemunculan cuitan tersebut (saat idul adha) dan itu merupakan balasan atas cuitan orang lain yang berisi anjuran untuk meneladani keluarga Nabi Ibrahim, bisa kita asumsikan dengan aman bahwa yang dimaksud oleh Bapak tersebut adalah Nabi Ibrahim.

Sebelum kita bahas lebih dalam lagi, ada baiknya kita memahami latar belakang Nabi Ibrahim. Beliau sudah menunggu untuk mempunyai keturunan selama 70 tahun. Begitu anaknya (Nabi Ismail) mencapai kedewasaan, barulah perintah untuk menyembelih turun. Dari sini kita dapat membayangkan bagaimana keimanan seorang Nabi dibandingkan dengan kita manusia biasa.

Balik lagi ke pertanyaan inti dari si Bapak. Beruntung ada warganet yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Jawabannya tertera di dalam Al-Qur'an Surat As-Saffat ayat 100 s.d. 111. 

  • 100. (Ibrahim berdoa,) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.” 
  • 101. Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun
  • 102. Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” 
  • 103. Ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah), 
  • 104. Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim, 
  • 105. sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. 
  • 106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata
  • 107. Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar. 
  • 108. Kami mengabadikan untuknya (pujian) pada orang-orang yang datang kemudian, 
  • 109. “Salam sejahtera atas Ibrahim.” 
  • 110. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan
  • 111. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang mukmin.
Berikut jawaban yang bukan dari Al Quran, biar lebih mantap lagi.

Setiap kita adalah ‘IBRAHIM’ dan setiap Ibrahim punya ‘ISMAIL’…..
Ismailmu mungkin ‘HARTAMU’,
Ismailmu mungkin ‘JABATANMU’,
Ismailmu mungkin ‘GELARMU’,
Ismailmu mungkin ‘EGOMU’,
Ismailmu adalah sesuatu yang kau ‘SAYANGI’ dan kau ‘PERTAHANKAN’ di dunia ini …
Ibrahim tidak diperintah Allah untuk membunuh Ismail, Ibrahim hanya diminta Allah untuk membunuh rasa ‘KEPEMILIKAN’ terhadap Ismail. karena hakekatnya semua adalah milik Allah.

Comments

Popular posts from this blog

Kata yang Dicetak Miring

Contoh Klausa Numeralia yang Salah

Soal Tulisan di Belakang Truk