Bakar Duid Berujung Blunder
Kebanyakan perusahaan startup sekarang sedang rajin-rajinnya bakar duid (buang uang -red). Mereka melakukan promo gila-gilaan, demi menanamkan brand mereka ke benak para konsumen secara instant. Contoh paling konkret soal ini adalah diskon 30% jika menggunakan payment ala-ala ngOVO atau sistem cashback 50% ala-ala Govay.
Sayangnya metode bakar duid seperti ini bakalan blunder jika tidak ditunjang ekosistem pengembangan usaha yang baik dari perusahaan itu sendiri. Contoh sederhana, Anda melakukan promosi gila-gilaan ke berbagai sosmed, sementara spesifikasi server situs Anda pas-pasan. Hal ini akan berdampak pada Website yang down ketika dibanjiri pengunjung yang tergiur karena promo yang Anda tawarkan.
Sungguh sebuah potensi yang disia-siakan, dan bahkan berujung blunder. Brand yang harusnya terangkat, malah jadi tercoreng karena customer mendapat pengalaman yang jelek dari website yang down tadi. Buang duid sudah, namun hasil yang didapat nol besar dan bahkan menambah kesan negatif (semisal dicap penipu atau apalah).
Contoh lain adalah apa yang saya alami ketika berhubungan dengan jasa ekspedisi NganterAjah (bukan nama sebenarnya -red). Mereka menggandeng perusahaan ecommerce kenamaan untuk mempromosikan jasa mereka. Selanjutnya dari sisi konsumen, pembeli akan mendapat potongan harga pengiriman ketika menggunakan ekspedisi NganterAjah.
Blundernya adalah, karena traffic yang overload (luar biasa padat), ekspedisi tidak sanggup menangani semua permintaan promo, semisal gegara terbatasnya tenaga kurir yang mereka miliki. Barang yang mereka kirim ke konsumen jadi terlambat dan mengendap di gudang. Ujungnya adalah, konsumen merasa mendapat pelayanan buruk dengan ekspedisi NganterAjah ini.
Anda tentu bertanya-tanya, kenapa saya mau memanfaatkan ekspedisi yang tidak begitu tenar. Kenapa tidak memakai JeNE atau TiQi saja yang jelas-jelas sudah berpengalaman puluhan tahun di dunia ekspedisi. Jawabannya adalah karena saya insan biasa yang dhoif, dan mudah tergiur dengan promo-promo murah dari jasa pengiriman ini misalnya. Paling tidak, saya mendapat pelajaran berharga soal ini.
Blundernya adalah, karena traffic yang overload (luar biasa padat), ekspedisi tidak sanggup menangani semua permintaan promo, semisal gegara terbatasnya tenaga kurir yang mereka miliki. Barang yang mereka kirim ke konsumen jadi terlambat dan mengendap di gudang. Ujungnya adalah, konsumen merasa mendapat pelayanan buruk dengan ekspedisi NganterAjah ini.
Anda tentu bertanya-tanya, kenapa saya mau memanfaatkan ekspedisi yang tidak begitu tenar. Kenapa tidak memakai JeNE atau TiQi saja yang jelas-jelas sudah berpengalaman puluhan tahun di dunia ekspedisi. Jawabannya adalah karena saya insan biasa yang dhoif, dan mudah tergiur dengan promo-promo murah dari jasa pengiriman ini misalnya. Paling tidak, saya mendapat pelajaran berharga soal ini.
Fauzan
Pemerhati diskon E-Commerce sejak 2008
Comments
Post a Comment